Wednesday, May 27, 2020

Kilas balik MAPK #1

Menjadi Santri MAPK Darussalam Ciamis seperti telah menjadi jalan yang digariskan Allah bagi hidupku. Seolah menemukan saluran yang sesuai dengan kebiasaan-kebiaasaan yang ditanamkan Ayah Ibuku dalam pendidikan keluarga. Terlahir dari seorang Ibu yang jebolan pesantren/PGA dan Ayah yang jebolan PGA dan Sarjana IAIN, aku mendapatkan perhatian dan pendidikan agama sejak dini. Bagaimana tidak, saat balita aku lebih dulu dikenalkan dan diajarkan membaca al-Qur'an daripada huruf-huruf latin sehingga dalam waktu relatif singkat aku sudah mahir membaca al-Qur'an dengan tajwidnya pada saat teman-teman seusiaku masih terbata-bata. Ini jelas karena kegigihan Ibuku yang selalu tekun mengajariku membaca al-Qur'an dan perhatian ayahku yang besar terhadap penanaman agama dalam keluarga. 

Aku ingat tapi lupa itu terjadi tahun berapa, yang jelas usiaku tidak lebih dari enam tahun. Saat pulang kampung, karena bibiku mendapat berita bahwa aku sudah mahir membaca al-Qur'an, ia langsung melakukan tes kepadaku. Dibukanya secara acak mushaf al-Qur'an dan aku diminta untuk membacanya. Beberapa kali dibuka aku tetap lancar membaca deretan huruf-huruf hijaiyyah itu padahal sepertinya aku belum khatam mengaji pada saat itu. hebat kan.. he he... Tapi satu yang sampai saat ini yang aku belum bisa mengingat adalah bagaimana cara ibuku mengajariku baca al-Qur'an dan menggunakan metode apa. Hanya saja yang aku ingat aku tidak pernah dimarahi ibu karena bermasalah dalam mengaji. Mungkin karena aku cepat bisa kali ya...Intinya ayah ibuku sangat bahagia karena sejak kecil aku telah menunjukkan kemampuan yang baik dalam penguasaan dasar agama. Pernah saat ulang tahunku ke-8 di depan teman-temanku aku dites ayahku untuk menyebutkan nama-nama Juz dalam al-Qur'an dan itu aku laksanakan dengan baik dan lancar. Saat itu pula ayahku merekamnya dengan tape recorder tempo dulu. Bagaimana? Joss kan... he he.. 

Saat sekolah di SD Negeri Ciputat VI ayahku juga memasukkan aku ke Madrasah Diniyah Al-huda Ciputat tak jauh dari rumahku. Cukup berjalan kaki untuk sampai ke Madrasah atau dengan bersepeda agar bisa lebih cepat sampai ke Madrasah. Madrasah Diniyah saat itu tahun 1980an adalah lembaga pendidikan yang khusus mengajarkan pelajaran agama dalam kurikulumnya seperti al-Qur'an, hadis, fikih, akidah akhlak, tarikh Islam, bahasa Arab, Imla, Tarjamah. Terhitung lengkap materi yang diajarkan di Madrasah. Siswa Madrasah biasanya, juga siswa SD yang pada pagi hari belajar di SD dan sore hari mulai jam 13.30 belajar di Madrasah sampai jam 17.00. Jadi anak jaman itu sibuk belajar pagi sore, belum lagi malamnya mengaji di tempat-tempat para Guru ngaji yang biasanya di rumah seperti yang juga dilakukan oleh Ibuku di rumah. 

Di Madrasah ini pengetahuan agamaku semakin bertambah. Tidak hanya bacaaan al-Qur'an yang semakin bagus karena dibimbing oleh ustad-ustadku yang hebat, tapi juga kemampuan lainnya seperti hafalan al-Qur'an dan Hadis juga bahasa Arab. Di Madrasah ini terasa sangat menyenangkan meski muridnya hanya sedikit. Lokasi madrasah yang berdekatan dengan lapangan luas dan kali kala itu yang airnya relatif belum tercemar menjadi daya tarik tersendiri. Tak jarang siswa madrasah berangkat lebih awal dari jam masuk agar bisa bermain dan mandi kali sebelum masuk kelas. Pokoknya asik deh di Madrasah. Ayahku tambah bahagia karena di Madrasah ini aku selalu menjadi siswa terbaik peringkat Satu sejak kelas Satu sampai kelas empat dan yang terpenting itu menunjukan pengetahuanku tentang agama semakin banyak dan baik. Oh ya...pendidikan di Madrasah ini cuma empat tahun. Saat aku lulus dari Madrasah aku baru kelas 5 naik kelas 6 SD. 

Di SD prestasi sekolahku juga tidak mengecewakan selalu masuk lima terbaik di kelas sejak kelas tiga. Adapun kelas Satu dan Dua aku belum berprestasi karena saat masuk SD langsung masuk tanpa persiapan seperti di Taman Kanak-Kanak. Yang paling prestisius saat di SD aku terpilih dengan dua orang temanku untuk mewakili sekolahku dalam acara lomba Cerdas cermat di TVRI yang kala itu salah satu acara bergengsi. Ya aku masuk TV dan ditonton banyak orang dan menjadi perhatian dimana-mana karena orang di lingkunganku saat itu jarang sekali ada yang masuk TV. Itu terjadi tahun 1986 saat aku duduk di kelas 6 SD. Meski bukan yang terbaik di kelas aku berhasil terpilih utk mewakili sekolah pada cerdas cermat ini dan sangat membanggakan karena melalui seleksi yang cukup ketat pada siswa-siswa yang dicalonkan. 






No comments:

Post a Comment

Go Ahead IAIN (UIN) Salatiga

 Catatan Sabtu GO AHEAD IAIN (UIN) SALATIGA Tak perlu berpikir lama untuk mewujudkan hal-hal yang penting untuk Bangsa ini. Inilah agaknya y...